GeMa NTB.Bima – Memasuki musim kemarau, warga Kecamatan Woha, Kabupaten Bima, kembali menghadapi kelangkaan gas Elpiji bersubsidi ukuran 3 kilogram. Dalam beberapa hari terakhir, pasokan gas melon ini sulit ditemukan di pangkalan resmi, dan di tingkat pengecer ilegal, harganya meroket hingga Rp40.000 per tabung.
Kondisi ini menimbulkan keresahan di kalangan masyarakat, khususnya kalangan ekonomi menengah ke bawah yang sangat bergantung pada gas Elpiji untuk kebutuhan memasak sehari-hari.
Salah satu warga yang enggan disebutkan namanya mengungkapkan kekesalannya terhadap kelangkaan yang terjadi. Ia menyebut, kenaikan harga masih bisa dimaklumi karena meningkatnya permintaan di musim kemarau. Namun, yang membuatnya kecewa adalah sulitnya mendapatkan gas Elpiji itu sendiri.
"Kalau harganya naik karena musim kemarau, kami masih bisa mengerti. Tapi ini gas-nya tidak ada sama sekali di pangkalan. Kami harus beli di pengecer dengan harga sangat mahal. Ini terjadi setiap tahun, tapi tidak pernah ada solusi," ujarnya kesal.
Warga tersebut juga mendesak pemerintah daerah, khususnya Dinas Perdagangan dan instansi terkait, untuk segera turun tangan dan melakukan pengawasan ekstra. Ia menilai kelangkaan gas Elpiji di Kecamatan Woha sudah menjadi persoalan rutin tiap musim kemarau, namun penanganannya belum pernah tuntas.
Harapan Akan Pengawasan dan Solusi Jangka Panjang
Masyarakat berharap agar pihak berwenang melakukan pengawasan ketat terhadap distribusi Elpiji bersubsidi serta menindak tegas oknum-oknum yang menjual di luar harga eceran tertinggi (HET). Selain itu, transparansi distribusi dari agen ke pangkalan juga perlu diperbaiki agar subsidi benar-benar sampai kepada masyarakat yang membutuhkan.
Dengan terus terjadinya kelangkaan ini setiap tahun, warga Woha mendesak agar pemerintah tidak hanya memberi imbauan, tapi juga mengambil langkah konkret untuk mengatasi akar permasalahan. Jika tidak ditangani dengan serius, kelangkaan Elpiji dikhawatirkan akan semakin menyulitkan kehidupan masyarakat, terutama di tengah kondisi ekonomi yang masih belum stabil.
COMMENTS