GeMa NTB.Bima– Puluhan tahun Dermaga Rompo di Kecamatan Langgudu, Kabupaten Bima, seolah ditinggalkan tanpa perhatian. Meski secara fisik dermaga itu berdiri kokoh di bibir laut, namun kondisinya memprihatinkan. Seperti tempat tanpa tuan, dermaga ini dibiarkan begitu saja, padahal aktivitas bongkar muat barang serta lalu lintas penyeberangan masyarakat dari dan ke desa-desa di seberang laut hampir tidak pernah berhenti.
“Setiap hari selalu ada aktivitas. Barang-barang dari kota diangkut ke desa-desa seperti Karampi, Sarae Ruma, dan lainnya lewat dermaga ini. Tapi lihat saja keadaannya. Tak terurus,” keluh salah satu warga yang enggan disebut namanya.
Dermaga Rompo dulunya menjadi tumpuan harapan bagi masyarakat pesisir dan pulau-pulau kecil di seberang. Ia adalah pintu gerbang penghubung utama yang memfasilitasi akses logistik, ekonomi, dan sosial. Namun kini, fasilitas yang semestinya menjadi sarana vital itu tampak tidak mendapat perhatian berarti dari pemerintah daerah.
Warga setempat berharap Pemerintah Kabupaten Bima dapat turun tangan. Mereka meminta agar dermaga ini tidak hanya dilihat sebagai bangunan mati, melainkan sebagai urat nadi perekonomian masyarakat kepulauan. Perbaikan fasilitas, peningkatan infrastruktur penunjang, dan pengelolaan yang terorganisir menjadi harapan utama masyarakat.
“Kami tidak butuh janji, kami butuh tindakan. Ini soal hajat hidup banyak orang,” kata seorang tokoh masyarakat di Rompo.
Kini, suara-suara dari pesisir itu terus menggema. Mereka berharap agar kehadiran negara bisa benar-benar terasa—dimulai dari membenahi kembali dermaga Rompo yang telah lama terabaikan.
COMMENTS